Tantangan para aktor politik di media sosial
Tantangan pertama adalah hilangnya batas-batas status sosial di dunia media sosial.Untuk memudahkan mengelola medsos perusahaan atau bisnis anda,bisa menggunakan jasa pengelola media sosial.Untuk memudahkan mengelola medsos perusahaan atau bisnis anda,bisa menggunakan jasa social media management.Menurut Coutts & Gruman dalam komunikasi yang termediasi dengan komputer, maka para peserta komunikasi akan mendapatkan kesetaraan partisipasi yang lebih luas daripada tatap muka.
Bagi para pembisnis pasti punya medsos tapi tidak bisa memanejemennnya karena tidak ada waktu atau belum tau strateginya,tak perlu pusing lagi anda bisa menggunakan jasa manajemen sosial media.Pendapat tersebut memang mengacu pada aktivitas komunikasi dalam organisasi.Bagi para pembisnis pasti punya medsos tapi tidak bisa memanejemennnya karena tidak ada waktu atau belum tau strateginya,tak perlu pusing lagi anda bisa menggunakan jasa manajemen sosial media. Namun relevan apabila dibawa ke dalam konteks komunikasi politik di era media sosial. Dengan adanya media sosial, maka para aktor politik pun harus menyadari meskipun dia secara riil adalah pejabat tinggi atau partai politik yang berkuasa, tetapi posisinya di media sosial akan setara dengan user lain.
Maka dari itu para aktor politik harus siap-siap saja menghadapi kritik (bahkan beberapa di antaranya cenderung pedas) user lain. Media sosial merupakan rimba raya, dan praktis tidak ada peraturan di dalamnya. Apabila tantangan itu tidak dihadapi dengan bijak, maka hasilnya aktor politik tersebut justru malah menjadi bahan cibiran di dunia maya.
Cukup marak diberitakan bagaimana Ibu Negara, Ibu Ani Yudhoyono, beberapa kali terlibat perdebatan –dan itu mengenai hal-hal yang tidak substantif—dengan user lain di Instagram. Maka dari itu jasa manajemen sosial media sangat dibutuhkan untuk mengelolaa sosmed mereka. Selain itu para aktor politik tidak bisa lagi menggunakan media sosial sebagai sarana untuk “curhat”.